Mario Maurer part III (Filmography)


Tulisan ane yang ketiga ini pura - puranya sok kenal gitu ye sama Mas Mario. Info yang ada di tulisan ini berasal dari beberapa sumber yang mungkin bener atau kagak bener, ane kemas dengan pemahaman ane pribadi. Prihatin juga sih jalan–jalan di blog sana sini tapi isinya sama persis. 

Lahir dari rahim seorang ibu Thai–Chinese dan ayahnya seorang German. Lahir di Bangkok, Thailand pada tanggal 4 Desember 1988. Memiliki kakak laki – laki Marco Maurer yang lahir di Jerman, seorang rapper yang bernaung di bawah label rekaman N.Y.U. Club. Kalau tidak salah Ayahnya sudah tiada, makanya dia juga merasa bertanggung jawab sebagai tulang punggung keluarga *sok tau banget.

Meskipun namanya Mario Maurer, tapi nama panggilannya Oh. Tinggi badan 181 cm dan berat badan 66 kg. *valid enggaknya ane kagak tau, tapi terlihat agak pendek ya kalau maen di film. Terang saja mukanya baby face imut–imut gitu, cocok banget meranin bocah sekolahan. Tercatat sebagai mahasiswa Communication Arts di Ramkhamhaeng University. Hobinya skateboard, shopping, dan pelihara ikan cupang.

Little Oh !

Mario Maurer part II ( Thai Movie )

 


Pertama kali melihatnya dari layar laptop dalam film ‘Crazy Little Thing Called Love’ awal tahun 2011, kesan pertama “Ah biasa saja”. Ketika scene dia sedang menghibur bayi laki-laki dengan melekatkan alis buatan “Eh lucu juga sih”. Lanjut ketika scene dia tiba–tiba jatuh sambil bawa buah mangga, kontan se-kos-an langsung histeris “Ih unyu–unyuuu banget”. Puncaknya ketika dia mulai membuka diary-nya dan ternyata ... (pasti tau lah yaa yang udah pernah nonton nih film). Bagian ini yang bikin meleleh dan bikin nangis (Aku sih nggak sampai nangis, cuman terharu sambil bersungut–sungut, kenapa endingnya cuman gitu).

Semenjak itu, jadi pengen nonton film–film yang dibintangi Mario Maurer lainnya. Mulai deh browsing kesana kemari, kalap jadinya, download apapun tentang dia, mulai dari foto yang sampai ratusan, video dari youtube hingga film–film Thailand. 

Liburan kemarin pun kerjaannya nongkrong di warnet, abis isya sampai malem banget, pernah sampai jam 00.00, hehe. Seratusan ribu rupiah lebih buat download ini itu berhari–hari. Jadi demen dan ketagihan sama thai movie, aktor dan aktris Thailand itu cakep–cakep dan cantik–cantik. Tapi jangan salah, wajah cakep dan cantik mereka alami, natural dan bukan hasil rekayasa dokter bedah alias oplas kayak?? hehe, piss ^^. 

Setting di Thailand juga hampir mirip dengan di Indonesia, isi ceritanya relevan dengan kehidupan sehari–hari, simple, menarik dan nggak bertele–tele. Terkadang jadi suka menirukan bahasa mereka, sa-wat-dii ka (hallo, salamnya orang Thai) kayak Annyeong haseyo! nya Korea kali ya  – kop kun ka (terimakasih) – pii (panggilan untuk kakak, p’shone) – nong (adik) - chai (ya) - dai (ok) – krap/ka (memperhalus suatu kalimat). 

Kalau kebanyakan orang terutama temen- temen pada doyan yang serba Korea, baik K-drama ataupun K-pop. Aku sih pilih sesuatu yang berbeda, serba Thai, hahaha. Sayangnya film–film yang telah terdownload masih banyak yang gak ada subtitlenya.



Mario Maurer part I


Akhir–akhir ini lagi trend sama yang namanya wabah, mulai dari wabah ulat bulu hingga sekarang sedang latah wabah tomcat. Namun, wabah yang satu ini berbeda, tidak menyebabkan gatal–gatal maupun kulit melepuh. Awas ! hati–hati dengan gejala yang ditimbulkan, mulai dari doyan melamun, suka senyum–senyum sendiri, betah berlama–lama di depan laptop untuk browsing, demam cinta hingga paling parah adalah menomorduakan pacar. 


Dirimu Dihatiku


mungkin aku memang tidak selalu ada ketika kalian diberi nikmat bahagia
dan aku pun terlalu sering tidak ada ketika kalian tengah dirundung duka
namun bukan berarti ketidakhadiranku adalah suatu bentuk ketidakpedulian

aku memang tidak pernah telefon, sangat jarang sms
hanya menuliskan doa dan harapan didinding facebook kalian
ketika ada ‘birthday reminder’ saja

bukan karena aku lupa
bukan karena aku tak rindu
bukan karena aku tak mau tau
bukan karena kini aku berteman dengan orang lain

tak terasa air mata menetes ketika diri ini sangat rindu
ada rasa cemburu dan takut kehilangan
ketika kalian terlalu akrab dengan orang lain

indahnya persahabatan kita, terekam jelas dibagian hipocampus otakku
begitu pula pada beberapa lembar foto yang menyimpan kenangan kita
karena kalian adalah anugerah terindah yang pernah kumiliki
meski kebersamaan kita terbilang singkat
akan tetapi persahabatan kita tak kan pernah berujung

Liburan Kita


Senja kala itu, Malabar Express membawaku menuju kota kelahiranku, Klaten. Setelah satu semester penuh ‘nguli-ah’ di kota rantau tanpa pernah pulang kampung. Perasaan menggebu ingin segera bertemu, bingung juga sih, pengen ketemu siapa coba ? Siapapun itulah^^. Ketika melihat keluar jendela terlihat kaki langit dihiasi gradasi warna yang menakjubkan, jenius sekali ya penciptanya. 
Sunset

Eloknya kaki langit di Blitar
Libur kali ini lumayan lama, 2 bulan, atau bisa dibilang terlalu lama. “Itu libur apa DO, hahaha?” tanya’nya’. Selama 2 bulan  ‘mung nganggur lan ngluyur, utak-utuk gak jelas’. Kalau nggak ngebolang ke Jogja, Solo, Semarang ya dirumah aja tiduran, nonton tv, makan, jalan–jalan dan jajan. Benar–benar liburan yang tidak produktif.

Bisa dibilang reuni, awal tahun ini aku kembali mengunjungi kampusku dulu. Rasanya campur aduk gak karuan, seneng, haru, deg-degan sampai  tremor, masuk sendirian gak ada nyali. Beneran gak berani masuk, merasa kecil, nyali ciut dan gak ada pede-pedenya sama sekali memasuki area kampus UGM *seriussumpah.

Singkat cerita, akhirnya sampailah di ruang swadaya, ketemu temen–temen seangkatan, senior.  Wah, heboh pokoknya. Beberapa tidak mengenaliku, maklum, dulu belum berjilbab. Ada yang mengingatku karena Sheila on 7, “Ehm, kamu yang nge-fans sama Sheila on 7 itu kan?” hahaha, ada-ada saja cara mereka mengingatku. Senangnya bisa bercanda dengan mereka lagi, ah sore yang benar–benar indah.

The House of Raminten

Ombak Asmara

Keraton

Usai  ngenyangin perut di kawasan Kota Baru, acara dolan bareng kita lanjutkan ke Sekaten di Alun–Alun Utara Keraton. Tak ketinggalan kami pun mencoba salah satu wahana yang ada di sana, Ombak Asmara atau Ombak Banyu. Ini kali kedua aku naik wahana itu, pertama kali mencoba wahana ini saat masih SD kelas IV. Bedanya, dulu berasa pusing, mual pengen muntah, kapok gak mau naik lagi, makanya selang 10 tahun baru berani naik lagi.

Senangya malam itu, bersyukur punya mereka. Jadi tiap kali liburan ada yang ngajakin main di Jogja. Sayang, gak semuanya bisa ngumpul hari itu. Pulang dari Sekaten hampir jam 11 malam, seronok seronok seronok.

Paginya main ke obyek wisata Plawangan, Kaliurang. Benar–benar perjalanan yang menguras tenaga. Berangkat dari Klaten jam 10 pagi dengan rute Klaten–kampus (UGM)–Kaliurang–kampus (lagi)–pulang ke Klaten.  Hal tak terlupakan ketika tiba–tiba hujan turun dan tak ada tempat untuk berteduh. Satu ponco untuk bersama, berjalan beriringan perlahan menuruni jalan setapak. Nice moment.

Foto keluarga - kata Isnan

Pose seperti saat fieldtrip Briologi

Fieldtrip Briologi, 2010

Sate kelinci ditraktir Fian

Dolan yang terakhir bareng temen–temen SMA, Desti Ambar Artin. Ini kali pertama kami bisa ngumpul lagi ber-empat semenjak lulus dari SMA, sudah 2 tahun lebih. Maklumlah, yang satu di Semarang, satu di Solo, satu di Jogja, dan satu di Malang. 2,5 jam ngobrol ‘ngalor–ngidul’ dengan cerita masing–masing sembari makan bakso di tempat favorit kami ketika masih berseragam putih abu–abu. Setelah sholat dhuhur, segera tancap gas ke Jogja (lagi) dengan tujuan Taman Sari.




Sebenarnya masih banyak tempat–tempat yang ingin dikunjungi pada liburan kali ini, namun apa daya karena keterbatasan ruang gerak dan waktu. Hemm, enak ya jadi lelaki, bisa melanglang buana sesuka hati.


Powered by Blogger.