Sudah seminggu berlalu sejak konser tunggal Sheila on 7 (18/5),
tapi baru sekarang sempet nulis. Sepulang dari Jogja, tepar, badan sakit semua,
flu dan batuk tak kunjung mereda hingga hari ini. Kali ini nulisnya lebih ke
sisi pengalaman ‘tour’ kali yaa. Very
long long journey, amaziiing banget. Total perjalanan Malang – Jogja –
Malang 15 + 8 = 23 jam, fantastic !!!
Selama hampir dua tahun merantau di kotanya Arema, untuk kali
pertama ‘pulang’ naik bus, berangkat subuh. Terjadi incident kecil dijalan, gak tau kenapa bus jadi oleng dan hampir nabrak
lampu lalu–lintas, sopirnya ngantuk atau
gimana sih? Sempet berhenti lamaaa banget di beberapa tempat, dan yang
paling fatal saat melintasi jalan Jogja–Solo, tanya kenapa? ternyata rem blong
dan ban kempes. Oh, pantesan tadi sempet oleng, whattt remnya blong ??
%*&^%$
Waktu sudah menunjukkan pukul 16.00, bus tidak ada upaya
perbaikan. Tiap kali ada motor lewat, pelototin satu persatu, kali aja ada yang
kenal. Bikin status dan sms ke temen–temen yang kuliah di Solo, siapa tau ada
yang pulkam ke Klaten, mauu nebeng.
Lebih dari sejam, kluntang–kluntung di pinggir jalan. Akhirnya
dapet juga bus pengganti, Alhamdulillah.
Miris sekali ketika melewati kota tercinta, Klaten. Betapa tidak, selama satu
semester belum pernah pulkam, eh jauh–jauh dari Malang ke Jogja, nggak mampir Klaten.
Tiba di lokasi pukul 19.00, paraaah
gilaak, ruamee beud, pupus sudah harapan bisa nonton tepat di depan
panggung T.T Gak sempet mandi, belum makan minum, perut perih, mata ngantuk,
lengkap sudah.
Namun, capek fisik dan
capek hati terbayar tuntas tas tas dengan performance
menakjubkan dari personel Sheila on 7. Tampil elegan dengan blazer item nan ciamik, kesannya ‘anggun
dan mempesona’ gitu lho bapak – bapak
ini, hahaha.
Dari FB-nya Shinta |
Sesi pertama di buka dengan lagu dari album 07 Des yaitu “Tentang
Hidup” dan dirangkai dengan lagu–lagu dari berbagai album, yang sayangnya
aku gak hapal kalau disuruh nyebutin satu persatu. Ada yang tak biasa dari aksi
panggung Sheila on 7 kali ini. Mas Adam breakdance dan Mas
Duta nge-rap dalam bahasa Jawa sambil diiringi pukulan drum
elektrik Mas Brian.
Ditengah–tengah sesi pertama ini aku putuskan untuk mundur
kebelakang. Beberapa detik lagi kalau tetep nekat bertahan, mungkin sudah ‘nggeblag’
alias pingsan. Suasana memang mulai panas dan harus berebut oksigen dengan
4500an penonton lainnya. Bayangan mulai kabur dan nampak blur, jalan
sempoyongan, dehidrasi melanda, lapar dan mata berkunang–kunang. Dalam hati
berkata, ooh gini ini toh rasanya orang mau pingsan, huhu.
Breakdance dan nge-rap ala Sheila on 7 |
Muncul di layar, sebuah video testimony dari penyanyi cantik Siti Nurhaliza beserta musisi–musisi lain asal Negeri Jiran. Oh ya, tak hanya Sheila Gank dari nusantara (Medan, Padang bahkan Makasar juga datang lho *nggumun) saja yang datang ke Jogja. Sheila Gank dari negara tetangga seperti Malaysia, Singapura dan Brunei juga turut menyemarakkan konser yang bertajuk 3 On 3 Concert ini. Dan ternyata di antara rombongan SG Malang, ada dua orang Malaysia. Dan ternyata lagi, mereka senior yang lagi co-ass. Padahal esok paginya harus jaga di RS, dan malam ini mereka ada di Jogja untuk menyaksikan konser. W-O-W
Siti Nurhaliza |
Ada bule juga lho :D |
Acoustic perform pada sesi kedua di panggung yang dekat dengan penonton VIP dibuka
dengan lagu “Hingga Ujung Waktu”
dilanjutkan lagu “Just For My Mom”,
“J.A.P”, “Seandainya”, “Terlalu Singkat”, “Saat Aku Lanjut Usia”, “Sephia”,
“Berhenti Berharap” dan ditutup dengan lagu “Dan”.
Sebelum sesi ketiga
dimulai, dilayar ditampilkan foto–foto kebersamaan Sheila on 7 selama ini, dari
yang jadul sampai terbaru. Sontak terdengar gemuruh suara penonton tatkala foto
Mas Sakti dan Mas Anton menghiasi layar. Seluruh Sheila Gank pasti merindu pada
kedua sosok ini >___<
Sesi ketiga diawali dengan
lagu “PeDe” dari album pertama. Meski
sudah lelah, tak menyurutkan para penonton untuk tetap berdendang dan membuat
lantai bergetar, termasuk hati ini *sampairetakgaknad?
:p. Terpukau, haru, merinding dengan apresiasi penonton, kita kompak melompat
dan nyanyi bareng. Ya, pada moment
seperti inilah seluruh Sheila Gank bisa ‘lebaran’ bareng, sekali dalam
setahun.
Pictwitnya Mbak Sarah |
Dari arah belakang
panggung keluarlah sosok istri–istri cantik dari masing–masing personel beserta
buah hatinya yang ngegemesiiin sambil
membawa bunga dan kue ulang tahun ke-16. Mas Duta memperkenalkan seluruh
keluarga dan para kru yang selama ini sangat berjasa dalam karir perjalanan
Sheila on 7.
Mas Eross, Pitu, Mbak Sarah, Khaylila |
Mas Duta : "Yang pertama Aisha, yang kedua Ayman, yang ketiga --> i don't know" hahaha |
Ini hasil capture dari video, sayang memori kamera habis, gak dapet bagiannya Mas Brian |
Akhir sesi ketiga ditutup dengan “Melompaaat Lebih Tinggiii”. Lantai semakin bergetar, berasa gempa
gak sih?, hahaha. Kembang api menyala didepan panggung dan balon tumpah dari
atas pertanda selesainya rangkaian 3 On 3 Concert, 3 hours in 3 sessions.
Eits, tapi tunggu dulu, Mas Eross
balik lagi ke panggung dan mengajak personel lainnya untuk menyuguhkan lagu
terakhir bagi kami semua yang hadir di Grand
Pasific malam itu. Yaph, persis
seperti maksud judul blog-ku ini, sebuah “Kisah
Klasik Untuk Masa Depan” dengan harapan 3
On 3 Concert ini bakal menjadi sebuah kisah yang mengesankan dan tak
terlupakan di masa yang akan datang. Kalau gak salah hitung, total lagu yang
dibawakan lebih dari 35 lagu, belum lagu tambahan lagu dari Ayu Ting–Ting, My Heart Will Go On dan lagu nge-rap.
Tunggu dulu, ceritaku
belum berakhir sampai disini.
Ketika semuanya beranjak
meninggalkan lokasi, kami (SG Malang) terkatung–katung menunggu bus yang tak
kunjung menjemput. Lewat jam 00.00 tidak ada kejelasan. Jam 1, 2, 3 berlalu,
masih tidak ada kepastian. Akhirnya kami putuskan untuk berjalan, berjalan ke
terminal, whattt?? Pernah tinggal dan
sering keluyuran di Jogja jadi lumayan hapal dengan daerah Jogja. Mau
jalan kaki ke terminal? muke gile jauh
vrooh.
Untung ada taksi nganggur, diangkutlah
kami dengan 5 taksi ke terminal Giwangan tepat adzan subuh berkumandang. Tiba–tiba
saja si sopir bus geje datang tanpa
busnya. Lah, emangnya dia mau ‘nggendong’
kami semua sampai Malang? Akhirnya setelah nego, kami pulang ke Malang dengan
bus patas jurusan Surabaya. Sampai di Terminal Bungur Surabaya, naik bus patas
lagi ke Malang. Dari Terminal Arjosari naik angkot lagi sampai Terminal
Landungsari, dan dari Landungsari ke kos di Sengkaling, j.a.l.a.n k.a.k.i
>____< Sekali lagi, amaziiing.
Sampai di kost hampir jam 18.30, luar biasaa.
Wah, puanjaang banget ya, yah maklum lah, very long long journey hahaha
. . .
0 komentar:
Post a Comment
Blog ini bukan toilet umum kog, jadi boleh banget kalau kamu ninggalin jejak disini (๑'⌣'๑)